Tingginya Minat Remaja Pada Budaya Dance Cover Korea di Era Globalisasi

IMG_20170414_212716[1]
diambil dari akun instagram @bvell_

jakarta — Pada era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, budaya Korea atau Hallyu mampu menggeser posisi produk budaya pendahulunya dan berhasil mendapat perhatian masyarakat Indonesia. Ketika budaya Hollywood, Bollywood, Taiwan dan Jepang merebak di Indonesia efek yang ditimbulkan tidak sedemikian hebatnya. Jarang terlihat klub penggemar budaya Taiwan ataupun jenis reaksi lain yang besar terhadap produk-produk budaya yang datang ke Indonesia. Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi saat ini, semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses berita baru melalui sosial media mengenai idol Kpop.

“Pandangan tentang penyebaran budaya korea atau K-POP, sudah termasuk ke dalam imperialisme budaya. Korea menyebarkan ideologi, pandangan melalui pesan-pesan secara eksplisit dan implisit dipenetrasikan dari K-pop ke budaya Indonesia begitupun pandangan tentang kecantikan dan makanan. Kita bisa melihat sekarang para remaja bukan hanya suka dengan lagu-lagunya saja, tapi juga mengikuti gaya berpakaian, standar kecantikan yang seperti apa.” Ujar Ratu Laura Dosen Komunikasi Lintas Budaya Universitas Bakrie.
“ Hallyu Wave merupakan nama dari seperangkat produk budaya pop Korea Selatan dengan produk andalannya yaitu pada musik, drama, film dan produk budaya populer lainnya yang berbasis ke-korea-an. Dari sebuah survey online yang diadakan oleh Korean Tourism Organization (KTO) kepada 12.085 responden non-Korea dari 102 negara mendapati berbagai fakta penting, salah satunya survey mengenai produk Hallyu paling menarik di mata mereka. Dari survey tersebut didapati sebesar 53.3% dari responden memilih musik K-pop sebagai produk Hallyu yang paling menarik, sisanya ditempati oleh dramanya sebesar 33,2%, film 6,2%, dan produk lainnya 7,1%.” Dikutip dari Jurnal Praktik Kultural Dan Pengembangan Literasi di Kalangan Penggemar Korean Pop di Surabaya.

“Hal yang membuat remaja sekarang lebih menyukai K-pop dibandingkan dengan tari tradisional. Pertama, tarian tradisional kurang dilestarikan/dipromosikan. Kedua, karena memang K-pop seperti satu kemasan menarik, lagunya easy listening, penampilannya menarik, unik, semangat, enerjik.” Jelas Ratu Laura Dosen Komunikasi Lintas Budaya Universitas Bakrie.

K pop memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Selain karena lagunya yang easy listening serta tariannya yang enerjik, para penyanyinya pun sangat rupawan. Sehingga dapat melengkapi kebutuhan penggemar dalam menikmati musik. Dengan berkonsep boy band dan girl band, K pop mampu memikat hati siapa saja yang melihatnya hingga menuai kesuksesan seperti saat ini. Semenjak kehadiran boy band dan girl band Korea, di Indonesia saat ini mulai bermunculan kelompok-kelompok yang mencover dance boy band dan girl band dengan konsep dan style yang hampir sama. Dance cover adalah bentuk dance yang dilakukan oleh suatu kelompok yang khusus menirukan dance K-POP, tidak hanya dance yang ditiru tapi juga penmapilan panggung, make up serta gaya busana.

 

1492087730864[1]

Menurut data dari http://popinasia.com/2014/07/14/data-grup-dance-cover-di-indonesia/ jumlah dance cove di Indonesia yang terdata sejak 15 Juli 2014 – 16 Juli 2016 terdapat 120 grup, baik girl grup maupun boy grup. Diantaranya range July-Desember 2014 sekitar 74 grup, January-July 2015 40 grup dan May-July 2016 terdapat 4 yang terdata dalam web tersebut. Jadi kesimpulannya terdapat peningkatan setiap tahunnya terhadap minat budaya dance cover Korea.

“Idol ataupun pemain drama kpop punya skill kemampuan yg komplit,  mreka bner2 menjadikan diri mreka sebagai panutan yg bisa hal apapun,  multitalent,  dari acting,  nyanyi,  olahraga,  nari,  sampai kepintaran personal kek pinter matematik,  b. Ing,  ataupun bahasa asing lainnya. karena gua amat termotivasi dengan idol2 yg masih muda itu tapi udah punya bnyak bakat.” Ujar salah satu personel dari grup dance cover bvell.

Alasan remaja tetap konsisten menyukai Kpop karena kemampuan yang dimiliki oleh idol grup membuat mereka termotivasi untuk terus mengasah bakat dan kemampuan. Erikson (dalam Santrock, 2007) masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri, terjadi pada masa remaja umur 10-20 tahun. Pencarian identitas diri tersebut berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, bagaimana perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di masa awal kehidupan yang sebenarnya pada dirinya serta masa remaja merupakan massa yang sangat penting dalam pembentukan jati diri seseorang. Maka hal ini dapat diartikan bahwa identitas diri atau jati diri merupakan proses terbentuknya konsep diri remaja. Bahwa remaja mencoba untuk mengeksplorasi berbagai peran dan kepribadian. Eksplorasi kepribadian merupakan sebuah usaha yang disengaja dari remaja untuk membentuk identitas diri. Terdapat ratusan literatur mengenai peran-peran yang dicoba oleh remaja, seperti halnya terdapat begitu banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengejar setiap peran.

 

Leave a comment