Standar Usia Produktif Anak Memulai Sekolah

Ilustrasi gambar anak usia dini bersekolah

Jakarta—  Terlihat tapakan kaki mungil dari anak-anak yang sedang bermain dan bercanda disebuah sekolah. Fitriah tak berhenti tersenyum kala melihat tawa yang tercipta dibibir rubiah anaknya yang bersekolah di PAUD Bunga Bangsa. Walau keringat telah membasahi baju seragamnya, tanpa henti rubiah masih tetap berlari-larian bersama teman-temannya. Bel berbunyi waktu menunjukkan pukul 8, guru sudah mengintruksikan kepada anak-anak supaya masuk ke kelasnya masing-masing, meski begitu Fitriah senantiasa menunggu anaknya.

Fitriah adalah salah satu ibu yang menyekolahkan anaknya yang belum genap empat tahun di Paud Bunga Bangsa. “Alasan saya menyekolahkan rubiah yang belum genap empat tahun, supaya lebih berani bertemu banyak orang, supaya tidak malu malu ketika bertemu orang banyak. Supaya dapat beradaptasi dengan teman dan lingkungan. Serta persiapan untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.” Ujaranya saat ditemui di halaman sekolah Paud Bunga Bangsa, Rabu (03/05/2017).

Sementara itu, pendapat lain terlontar dari Ibu Neneng yang memiliki alasan mengapa iya menyekolahkan anaknya yang belum genap empat tahun. “Saya kan kerja, jadi dengan disekolahkan supaya lebih terkontrol dan terasuh  sekalian dpaat ilmu, biarpun masih sederhana kayak sosialisasi dengan orang lain dll. Terus juga supaya persiapan untuk masuk SD, jadi ketika nanti sekolah anak sudah terbiasa dengan lingkungan sekitar. Serta sudah mampu untuk membaca dan tulis.” Pungkasnya saat dihubungi, Senin (01/05/2017).

Dalam Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 28, bahwa: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar; (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, nonformal atau informal; (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat; (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat; dan (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Berapa Usia Produktif Anak Untuk Mulai Bersekolah

Sasaran usia TK dan RA adalah anak usia 4-6 tahun atau usia persiapan untuk memasuki jenjang pendidikan  dasar. Yang membedakan keduanya adalah nuansa keagamannya, di mana pembelajaran nilai-nilai agama islam pada RA lebih menonjol dana menjiwai keseluruhan proses belajar mengajar. Sasaran KB adalah anak usia 2-6 tahun, kegiatan ini diarahkan untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak melalui kegiatan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

Sasaran layanan TPA adalah anak usia 0-6 tahun jangka waktu anak tinggal di TPA berkisar antara 8-10 jam perhari selama 5-6 hari perminggu. Penyelenggaraan TPA secara umum bertujuan untuk memberikan layanan kepada anak usia 0-6 tahun yang terpaksa ditinggal orang tuanya karena pekerjaan atau hal lain, serta memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak anak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, serta hak untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah bentuk-bentuk satuan PAUD yang penyelenggaraannya diintegrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telaha da dimasyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, Pelayanan Anak Kristen, Bina Iman Anak atau layanan terkait lainnya. Berfungsi sebagai tempat pelayanan terpadu yang mencakup aspek perawatan kesehatan dan gizi, terutama bagi ibu hamil dan anak usia 0-5 tahun.

Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

Perbedaan yang dialami oleh Anak Setelah Mengikuti PAUD diusianya yang Sangat Muda

Fitriah mengungkapkan perubahan yang dialami anaknya pasca mengikuti program PAUD “Dulu sebelum dia sekolah dipaud, dia bukan anak yang aktif , tetapi setelah disekolahkan jadi semakin aktif. Dia selalu mempraktekan apa yang sudah diajarkan oleh gurunya. Awalnya anak belum begitu faham mengenai warna, bentuk, sekarang jadi faham. Sebelum sekolah anak masih manja, setelah disekolahan anak menjadi mandiri dan saling mengenal karakter teman satu sama lain.”

Setali tiga uang dengan Fitriah, Neneng juga merasakan perubahan yang dialami putranya setelah disekolahkan diusianya yang sangat muda “Perbedaannya sih dia jadi bisa lebih mengerti mana yang boleh di lakukan dan mana yang tidak.  Lalu seperti misalnya salam sebelum dan setelah sekolah,  cium tangan pada orang tua dan lainnya.”

Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan masa peka atau masa penting bagi kehidupan anak, dimana pada masa tersebut masa terbukanya jiwa anak sehingga segala pengalaman yang diterima anak pada masa usia di bawah tujuh tahun akan menjadi dasar jiwa yang menetap, sehingga pentingnya pendidikan di dalam masa peka bertujuan menambah isi jiwa bukan merubah dasar jiwa. 
Lebih lanjut, Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan untuk anak usia dini adalah pendidikan yang membebaskan selama tidak ada bahaya yang mengancam.

Data Peningkatan Jumlah Peserta Didik PAUD 

Data Peningkatan Peserta Didik PAUD Kemdikbud 2016

Berdasarkan data dari Kemdikbud, jumlah peserta didik PAUD di Indonesia tahun 2016 sebanyak 3.578.037 pada Taman Kanak-Kanak (TK), 1.764.904 pada Kelompok Bermain (KB), 45.990 Taman Penitipan Anak (TPA) dan 528.616 pada Satuan Paud Sejenis (SPS). Jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 1.423.373 pada Taman Kanak-Kanak (TK), 780.200 Kelompok Bermain (KB), 22.981 pada Taman Penitipan Anak (TPA) dan 235.019 pada Satuan Paud Sejenis (SPS). Terdapat kenaikan jumlah peserta didik PAUD di Indonesia dalam 2 tahun (2015-2016) pada TK sebanyak 21%, KB 9%, TPA 0,23%, dan SPS 2%. 

Sementara itu, hasil penelitian di bidang neurologi yang dilakukan Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun mencapai 80%. Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal. 

Pada dasarnya sekolah merupakan salah satu sarana untuk membantu anak tumbuh optimal secara fisik, kognitif dan emosional. Karena itu seharusnya para orangtua dapat lebih selektif dalam memahami tujuan. Program belajar dan visi serta misi dari sekolah yang menawarkan jasa sehingga anak yang disekolahkan benar-benar dapat memperoleh manfaat yang positif. 

“Untuk sistem pembelajaran kita sama seperti paud lain. Bedanya ada funcooking setiap 2 minggu sekali untuk pembelajaran sama kayak paud yg lain motorik halus, motorik kasar, kognitif. Untuk anak yang usianya dibawah 4 tahun kita penuh dengan kesabaran dan kelembutan, karena anak umur segitu masih perlu bimbingan dan arahan yg benar. Sementara anak yang usianya diatas 4 tahun kita mengajarkan dengan ketegasan, kedisiplinan dan lebih tegas untuk persiapan jenjang sekolah yg lebih tinggi lagi seperti TK dan SD.” Terang Ade Kurniasih guru di PAUD Bunga Bangsa.

Kegiatan pembelajaran akan tercapai hasil yang optimal, apabila guru dapat memilih metode yang tepat, kemudian melaksanakannya dengan tehnik-tehnik penyampaian yang baik. Termasuk dalam pembelajaran pengembangan motori halus anak perlu disampaikan dengan tepat dan dilaksanakan dengan tehnik penyampaian yang baik.







Rikha Rusmayanti (1151003051) 

Leave a comment